Selamat Datang di Credit Union Cindelaras Tumangkar

artikel

Mengukur kinerja organisasi CU

Share:
Mengukur kinerja organisasi CU

Mengukur Kinerja Organisasi Credit Union

Oleh : R. Basuki Ruswanta (Ketua Pengurus CU Cindelaras Tumangkar)

Mengukur kinerja organisasi adalah hal yang sangat penting untuk menilai sejauh mana sebuah organisasi dapat mencapai tujuan dan visi yang telah ditetapkan. Dalam jaringan PUSKOPCUINA dan jaringan Credit Union di Indonesia, termasuk di CU Cindelaras Tumangkar, metode ini digunakan untuk mengukur kinerja organisasi dengan melakukan analisis PEARLS.

Analisis PEARLS merupakan singkatan dari Protection, Effective Financial Structure, Asset Quality, Rates of Return, Liquidity, dan Sign of Growth. Dengan menggunakan metode ini, kita dapat melihat secara komprehensif bagaimana sebuah organisasi dapat mencapai kinerja yang optimal. 14 kinerja kunci di Credit Union, dengan rincian sebagai berikut:

Protection, merupakan salah satu indikator penting dalam mengukur kinerja organisasi dalam hal perlindungan lembaga terhadap resiko kredit lalai. Dalam analisis ini, protection dibagi dalam 2 kategori. 

  • Pertama adalah kategori dengan kode P1, dimana P1 ini mengukur kemampuan Lembaga dalam penyediaan dana cadangan resiko terhadap piutang lalai lebih dari 12 bulan. Nilai ideal untuk untuk P1 ini sebesar 100%, yang dapat diartikan bahwa CU mampu menanggung risiko kredit lalai di atas 12 bulan. 
  • Kategori kedua adalah kode P2, dimana kode ini mengukur kemampuan Lembaga dalam penyediaan dana cadangan resiko terhadap piutang lalai 1-12 bulan. Nilai ideal untuk P2 adalah sebesar 35%. 
  • Dengan tingkat protection yang sesuai standar, Credit Union dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi para anggotanya tanpa terganggu dengan adanya kredit lalai.

Effective Financial Structure adalah indikator untuk efektifitas struktur keuangan. Kode yang digunakan adalah E. Secara khusus CU Cindelaras Tumangkar menggunakan 5 ukuran dalam mengetahui efektifitas keuangan, yaitu:

  • E1, untuk mengukur persentase total asset yang diinvestasikan dalam piutang, namun nilai piutang ini telah dikurangi dengan piutang lalai, sehingga menjadi piutang bersih.  E1 dalam analisis ini, nilai ideal keuangan berada pada range 70-80% dari total asset. 
  • E5, untuk mengetahui persentase total asset yang didanai dari simpanan non saham, dengan nilai ideal 70-80%
  • E6, dipergunakan untuk mengukur persentase asset yang didanai dari pinjaman pihak ke-3 termasuk koperasi sekunder, dalam hal ini PUSKOPCUINA, dengan nilai ≤5% dari total asset.
  • E7,dipergunakan untuk mengukur persentase total asset yang didanai dari simpanan saham, dengan nilai ideal sebesar 10-20% dari total aset
  • E9, untuk mengukur level nyata dari modal Lembaga setelah dikurangi total piutang lalai dan asset bermasalah. Nilai ideal untuk E9 ini adalah ≥10% dari total asset.

Asset Quality, dengan memiliki kualitas aset yang baik, sebuah organisasi dapat mengurangi risiko yang dihadapi dan meningkatkan kepercayaan dari para pemangku kepentingan. Credit Union Cindelaras Tumangkar berupaya terus menjaga kualitas aset dengan melakukan evaluasi secara berkala dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki kualitas ini. Untuk mengukur kualitas asset, 2 (dua) indikator yang dipakai adalah:

  • Kode A1, dimana di area ini dipergunakan untuk mengukur persentase total kelalaian piutang terhadap total piutang. Nilai ideal untuk ukuran ini sebesar ≤5% dari total piutang.
  • Kode A2, dipergunakan untuk mengukur total asset yang tidak menghasilkan pendapatan. Nilai ideal adalah sebesar ≤5% dari total asset.

Kode A1 dan A2 ini guna menilai kualitas asset lembaga. Hal ini terkait erat dengan pengambilan keputusan dalam manajemen risiko apabila A1 atau A2 menyimpang dari nilai ideal yang ditetapkan. Semakin tinggi penyimpangan, maka semakin tinggi pula resiko yang harus dihdapi dan akan berpengaruh langsung pada kinerja lembaga. Mencermati pergerakan angka/kualitas asset pada bagian ini, pengurus dan manajemen diharuskan menentukan langkah-langkah yang tepat dalam pengelolaan resikonya.

Rates of Return on costs; ukuran penting dalam sebuah lembaga adalah bagaimana nilai pengembalian atas biaya, dimana yang biasa diukur adalah deviden  (R7) dan total beban operasional (R9).

  • R7 dipakai untuk mengukur prosentasi pengembalian biaya atas simpanan saham dibagi rata-rata saham. Ukuran standar adalah nilai pasar di suatu daerah, untuk di Yogyakarta dengan nilai 5,5%.
  • R9 dipergunakan untuk mengetahui persentase beban untuk mengelola semua aset, dimana cara menghitungnya adalah total biaya operasional dibagi rata-rata asset, dengan nilai ideal maksimal sebesar 5%.

Liquidity, kode L1 dipakai mengukur persentasi cadangan dana liquid untuk memenuhi permintaan penarikan tabungan anggota, setelah membayar semua kewajiban yang kurang dari 30 hari. Ukuran nilai likuiditas yang ideal maksimal sebesar 20%. Dengan memiliki tingkat likuiditas yang memadai, sebuah organisasi dapat memenuhi kewajiban keuangan yang dimilikinya. Sedangkan dengan memiliki tingkat solvabilitas yang kuat, sebuah organisasi dapat memberikan jaminan keberlangsungan operasionalnya. 

Sign of growth, faktor kunci lain dalam pengelolaan Credit Union adalah tanda-tanda pertumbuhan anggota. Dalam faktor ini dua hal yang wajib kita perhatikan adalah:

  • S10, dipergunakan untuk mengukur pertumbuhan anggota dari tahun ke tahun, dengan nilai ideal lebih besar dari 12%, dan 
  • S11, untuk mengukur pertumbuhan total aset dari tahun ke tahun dengan nilai 10%+inflasi.katakanlah kalau inflasi dimana CUCT ini berada dengan ilai 5,5%, maka S11 ini idealnya 15,5%.

Dengan menggunakan analisis PEARLS ini, kita dapat melihat secara jelas bagaimana kinerja oraganisasi Credit Union Cindelaras Tumangkar berhasil mencapai kinerja dari bulan ke bulan. Sebagai pengelola, memperhatikan tingkat profitabilitas yang tinggi, efisiensi operasional yang baik, kualitas aset yang terjaga, manajemen risiko yang baik, likuiditas yang memadai, dan solvabilitas yang kuat, merupakan hal yang diusahakan sebaik-baiknya dalam mengelola kinerja organisasi secara holistik.

Ukuran kinerja organisasi dalam PEARLS ini, harus dilakukan secara rutin dari bulan ke bulan, karena menjadi bagian penting untuk melihat secara komprehensif bagaimana sebuah organisasi dapat mencapai tujuan dan visi yang telah ditetapkan. Pergerakan angka hasil proses lembaga dalam analisis PEARLS ini, merupakan gambaran yang jelas bagaimana kinerja sebuah Credit Union. Mencermati ukuran-ukuran kinerja yang telah ditetapkan dan memperhatikan capaiannya, pengelola CU dapat mengantisipasi keamanan lembaga dan mengusahakan pencapaian kinerja yang optimal guna memberikan manfaat bagi semua elemen yang ada di CUCT.

####

 

Artikel Terkait: